Niat Salat Tarawih & Witir Beserta Artinya

    1. Niat Salat Tarawih.

    Salat tarawih adalah ibadah sunnah yang hukumnya sunnah muakkad. Di bulan Ramadan ini, ibadah salat tarawih biasanya dilaksanakan setelah salat Isya secara berjamaah di masjid. Namun, kamu juga bisa melaksanakan ibadah salat tarawih ini sendiri di rumah.

    Berikut niat salat tarawih sendiri, sebagai imam, dan sebagai makmum:

    Niat Salat Tarawih Sendiri
    "Ushollii sunnatat-taroowiihi rok'ataini mustaqbilal qiblati lillaahi ta'alaa."

    Artinya: "Saya niat salat sunnah tarawih dua raka'at menghadap kiblat karena Allah Ta'ala"

    Niat Salat Tarawih Sebagai Imam

    “Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillaahi ta'alaa."

    Artinya: "Saya niat salat sunnah tarawih dua raka'at menghadap kiblat, sebagai imam karena Allah Ta'ala"

    Niat Salat Tarawih Sebagai Makmum
    "Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā."

    Artinya: "Saya niat salat sunnah tarawih dua raka'at menghadap kiblat, sebagai makmum karena Allah Ta'ala"

    Tata Cara Salat Tarawih Sendiri


    Umumnya salat tarawih sendiri di rumah cukup dikerjakan sebanyak 11 rakaat yang terdiri dari 8 rakaat salat tarawih dan 3 rakaat salat witir. Idealnya salat tarawih dikerjakan sebanyak 2 rakaat dengan 1 kali salam seperti salat sunnah lainnya.

    Kamu bisa mengerjakan salat tarawih 8 rakaat dengan setiap 2 rakaat diakhiri salam seperti biasa. Setelah itu disambung dengan salat witir yang dikerjakan 3 rakaat diakhiri 1 kali salam.

    Tata cara salat tarawih sebenarnya sama saja dengan cara mengerjakan salat fardhu, termasuk gerakan maupun bacaannya. Hal yang membedakan tata cara salat tarawih dari salat fardhu terletak pada bacaan niatnya saja.

    2. Niat Salat Witir.

    Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jumlah rakaat salat tarawih yang umum dikerjakan antara 8 rakaat salat tarawih ditambah 3 rakaat salat witir. Meski begitu, masing-masing dikerjakan setiap 2 rakaat dan diakhiri dengan salam. Salat tarawih sebaiknya ditutup dengan salat witir yang jumlah rakaatnya ganjil.

    Niat salat witir bervariasi, umumnya 1 rakaat atau 3 rakaat.

    Niat salat witir 1 rakaat salam

    Bagi kamu yang ingin mengerjakan salat witir dengan 1 rakaat saja, berikut ini bacaan niat salat yang bisa kamu hafalkan.

    “Ushallii sunnatal witri rok 'ataini (mustaqbilal qiblati) lillaahi ta'alaa.”

    Artinya:Saya niat salat witir satu rakaat (menghadap qiblat) karena Allah ta'alaa.

      Niat salat witir 3 rakaat 1 kali salam

    Sementara bagi kamu yang ingin mengerjakan salat witir sebanyak 3 rakaat, Berikut ini bacaan niat salat witir dengan 3 rakaat yang diikuti dengan 1 kali salam. 

    “Ushallii sunnatal witri tsalaasa roka'aatain (mustaqbilal qiblati) lillaahi ta'alaa.”

    Artinya :Saya berniat salat witir tiga rakaat (menghadap kiblat) karena Allah ta'alaa

    Tata Cara Salat Witir

    Waktu untuk melaksanakan salat witir terbentang sejak setelah salat Isya hingga menjelang Subuh. Sehingga, melaksanakan salat witir selain di waktu yang telah disebutkan, merupakan mubah hukumnya. Menurut hadist riwayat Imam Ahmad, Rasulullah mengerjakan salat witir pada pada akhir malam.

    Dalam mengerjakan salat witir 3 rakaat, boleh dikerjakan dua rakaat kemudian diakhiri dengan satu rakaat, dengan masing-masing satu tasyahud dan satu kali salam. Boleh pula keseluruhan 3 rakaat sekaligus dengan satu kali salam. Tata cara salat witir 3 rakaat sendiri sebenarnya sama seperti tata cara salat fardhu yang biasa kita lakukan, yang membedakan hanyalah pada niat dan jumlah rakaatnya.

    Doa Salat Witir

    Setelah selesai salat witir, dianjurkan untuk membaca doa. Doa adalah bentuk penyerahan diri seorang hamba di hadapan Allah SWT.

    Setelah salat witir disunnahkan membaca dzikir berikut sebanyak tiga kali:

    “Subhaanal malikil quddus”

    Setelah membaca zikir, berikut adalah doa setelah salat witir yang dapat diamalkan.

    “Allohumma inni a’udzu bi ridhooka min sakhotik wa bi mu’aafaatika min ‘uqubatik, wa a’udzu bika minka laa uh-shi tsanaa-an ‘alaik, anta kamaa atsnaita ‘ala nafsik”